Kamis, 13 Juli 2017

Karakteristik Solar Cell 10-WP Pada Pemanfaatan

Karakteristik Solar Cell 10-WP Pada Pemanfaatan
Sumber Energi Terbarukan
Novi Mudhofiroh1), M Fathuddin Noor2)

Terima Naskah : 05 September 2014
Terima Revisi   : 11 Oktober 2014

ABSTRAK
Dengan meningkatnya system pemanfaatan energi alternatif untuk kebutuhan manusia sudah banyak, salah satunya merubah energi matahari menjadi energi listrik. Dengan cara menggunakan solar cell atau biasa di sebut panel surya. Kemampuan solar cell adalah mengkonfersikan energi sinar matahari menjadi energi listrik. Ada dua jenis solar cell (panel surya) yaitu solar cell diam dan solar cell gerak ( solar tracker). Dengan solar cell diam energi listrik yang dihasilkan kurang optimal di karenakan pergerakan matahari dari timur ke barat secara berkala setiap hari. Maka dari itu cara mengatasinya dengen membuat solar tracker yang di mana solar tracker tersebut mengikuti pergerakan matahari. Dengan adanya solar tracker energi yang di hasilkan optimal di karenakan besar kecilnya arus lsitrik yang dihasilkan tergantung pada besar dan lamanya pancaran sinar matahari mengenai solar cell.   
Cara pengujian karakteristik solar cell dilakukan dengan membandingkan arus listrik yang dihasilka solar cell diam dengan solar tracker atau solar sel yang bergerak mengikuti arah matahari di lengkapi kontrol arah dan menggunakan mikrokontroller Arduino Uno dengan Sensor Arus. Tipe solar sel yang dipakai keduannya adalah 10-WP (Watt Peak). Data nilai arus (ampere) yang dihasilkan disimpan dan dicatat pada media SD Card, kemudian diolah dengan Microsoft Office Excel(R) yang dapat memperoleh data grafik dan selanjutnya bisa dilihat perbandingan arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya diam dan panel surya berpenjejak. Dari hasil pengujian selama 11 hari diketahui bahwa panel surya berpenjejak menghasilkan arus rata-rata 0,33 A sedangkan panel surya diam menghasilkan arus rata-rata 0,15 A. Hasil pengujian karakteristik solar sel berupa nilai arus listrik yang dihasilkan akan memudahkan pemahaman tentang solar sel dan energi terbarukan pada proses pembelajaran.
Kata kunci: panel surya, 10-WP, arus listrik, mikrokontroller, energi terbarukan.

1.     PENDAHULUAN

       Solar Cell (Panel Surya) yang biasa di pakai selama ini masih bersifat diam / tidak mengikuti pergerakan matahari. Dengan itu solar cell (Panel Surya) tidak dapat menerima pancaran sinar matahari secara maksimal, maka energi listrik yang di hasilkan juga tidak maksimal. Hal yang harus di pertimbangkan dalam sebuah pembangkit energi lsitrik adalah menghasilkan jumlah energi yang cukup besar dan biaya ekonomis juga tidak rahmah lingkungan.
Untuk dapat membandingkan penyerapan energi matahari pada panelsolar cell, penelitian ini menggunaka Solar Cell yang diam dan Solar Tracker. Hasil energi listrik yang dihasilkan data akan di simpan pada SD Card yang digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu perancangan dan pembuatan Data Logger. Kemudian selanjutnya akan dianalisa hasil data nilai antara Solar Cell diam dengan Solar Tracker. Potensi panas sinar matahari yang ada di wilayah Probolinggo sangat memungkinkan dikembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya untuk penerangan jalan dan lainnya, karena di saat musim panas pancarann potensi sinar matahari cukup besar di wilayah Probolinggo.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diperoleh rumusan masalah yaitu bagaimana perbandingan kinerja Solar Tracker dengan Solar Cell diam terhadap potensi energi surya di Probolinggo.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan Solar Cell diam dan Solar Tracker  terhadap potensi energi surya di Probolinggo.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian yang telah dilakukan antara lain:
1.      Sebagai bahan referensi dalam perancangan maupun pembuatan energi alternatif terutama dalam pemanfaatan sumber energi terbarukan (energi matahari) dalam pembangkitan energi listrik.
2.      Dapat dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya, khususnya dalam penggunaan Arduino Uno sebagai sistem pengendali.
3.      Dalam bidang akademis, dapat dipergunakan sebagai bahan referensi dalam ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Elektronika Daya.

2.     LANDASAN TEORI

2.1 Setruktur Dasar Solar cell dan Simbol Solar Cell
Gambar 1 Struktur lapisan solar sel secara umum

     Elektron adalah partikel sub atom yang bermuatan negatif, sehingga silikon paduan dalam hal ini disebut sebagai semikonduktor jenis-N (negatif). Semikonduktor jenis-P juga terbuat dari kristal silikon yang didalamnya terdapat sejumlah kecil materi lain (umumnya boron) yang menyebabkan material tersebut kekurangan satu elektron bebas. Kekurangan atau hilangnya elektron ini disebut lubang (hole). Karena tidak ada atau kurangnya elektron yang bermuatan listrik negatif maka silikon paduan dalam hal ini sebagai semikonduktor jenis-P (positif).

Bagian utama perubah energi sinar matahari menjadi listrik adalah absorber (penyerap), meskipu demikian, masimg-masing lapisan juga sangat berpengaruh terhadap efisiensi dari solar cell. Sinar matahari terdiri dari bermacam-macam jenis gelombang elektromagnetik yang secara spectrum dapat dilihat pada gambar 2. Oleh karena itu absorber disini diharapkan dapat menyerap sebanyak mungkin solar radiation yang berasal dari cahaya matahari.

Gambar 2 spekktrum radiasi matahari

Lebih detail lagi bisa dijelaskan sinar matahari yang terdiri dari photon-photon, jika menimpa permukaaan bahan solar sel, akan diserap, dipantulkan atau dilewatkan begitu saja (lihat gambar 2.3), dan hanya foton dengan level energi tertentu yang akan membebaskan elektron dari ikatan atomnya, sehingga mengalirlah arus listrik. Level energi tersebut disebut energi band-gap yang didefinisikan sebagai sejumlah energi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan elektron dari ikatan kovalennya sehingga terjadilah aliran arus listrik. Untuk membebaskan elektron dari ikatan kovalennya, energi foton (hc/v harus sedikit lebih besar atau diatas daripada energi band-gap. Jika energi foton terlalu besar dari pada energi band-gap, maka extra energi 14 tersebut akan dirubah dalam bentuk panas pada solar sel. Karenanya pada solar sel untuk mengatur bahan yang dipergunakan, yaitu dengan memodifikasi struktur molekul dari semikonduktor yang dipergunakan.

 Gambar 3. Berbagai perlakukan sinar matahari yang sampai pada solar cell

Tentu saja agar efisiensi dari solar sel bisa tinggi maka foton yang berasal dari sinar matahari harus bisa diserap yang sebanyak-banyaknya, kemudian memperkecil refleksi dan memperbesar konduktivitas dari bahannya, maka penyerapannya harus memiliki energi band-gap dengan jarak yang lebar, sehingga memungkinkan untuk bisa menyerap sinar matahari yang mempunyai energi sangat bermacam-macam tersebut. Salah satu bahan yang sedang banyak diteliti adalah CuInSe2 yang dikenal merupakan salah satu dari direct semiconductor.
Kelebihan menggunakan solar sel.
1.      Tidak menimbulkan polusi: tenaga surya tidak melepaskan karbon dioksida, sulfur dioksida atau merkuri ke atmosfir. Tidak membakar bahan bakar.
2.      Solar sel memanfaatkan energi matahari.
3.      Hampir bebas perawatan, produsen menawarkan jaminan 20 tahun dan lebih.
4.      Faktor kebisingan, solar sel diam dan tidak memiliki bagian yang bergerak.
Kekurangan menggunakan solar sel.
1.      Masih relatif mahal.
2.      Estetika, solar panel mengambil sedikit ruang atap dan tidak menyenangkan untuk dilihat.
3.      Tidak dapat dipergunakan dalam 24 jam, solar sel akan berfungsi ketika matahari bersinar. Pada malam hari akan bergantung pada energi yang disimpan.

2.1   ARDUINO
Arduino adalah board pengendali mikro (mikrokontroller) yang bersifat open-source, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang [4]. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Arduino merupakan kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE). IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memori mikrokontroler.

2.1.1      Arduino UNO
Uno” berarti satu dalam bahasa Italia dan dinamai untuk menandakan keluaran (produk) Arduino 1.0 selanjutnya. Arduino Uno adalah sebuah seri terakhir dari board Arduino USB

Gambar 4. .Arduino Uno
Di bawah ini data sheet Board Arduino Uno (Djuandi, 2011) ;
Mikrokontroller   : Atmega328
Operasi Voltage   : DC5V
Input Voltage       : DC 7-12 V (Rekomendasi)
Input Voltage       : DC 6-20 V (limits)
I/O                                   : 14 pin
Arus                     : 50 mA
RAM                    : Memory 32KB
EEPROM                         : 1 KB
Kecepatan                        : 16 Mhz

Arduino Uno dapat diprogram dengan perangkat lunak Arduino yang disebut Arduino IDE (Integrated Development Environment). Pada ATmega328 pada Uno Arduino memiliki boot loader yang memungkinkan Anda untuk meng-upload program baru menggunakan protokol dari bahas C tanpa menggunakan programmer hardware eksternal (Arduino.cc). Program open-source Arduino memudahkan untuk menulis kodingan dan meng-upload ke board Arduino. Program atau software ini dapat berjalan pada Windows, Mac OS X,dan Linux.

Gambar 5. Tampilan software untuk programming Arduino

2.2  Baterai (Aki)

Baterai adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga listrik. Tanpa baterai, energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari.
Berdasarkan aplikasi maka aki dibedakan untuk engine starter (otomotif) dan deep cyle.
a. Aki otomotif, umumnya dibuat dengan plat timbal yang tipis namun banyak sehingga luas permukaannya lebih besar. Dengan demikian aki ini bisa menyuplai arus listrik yang besar pada saat awal untuk menghidupkan mesin.
b. Aki deep cyle, biasanya digunakan untuk sistem fotovoltaik (solar sel) dan back up power, dimana aki mampu mengalami discharge hingga muatan listriknya tinggal sedikit.

 Gambar 6. Jenis aki starter (otomotif) (a) dan deep cycle (b)

Tabel 1. Siklus pengisian pada jenis aki otomotif dan deep cycle. Depth of Discharge
Starter Battery
Deep-cycle Battery
100%

50%

30%

12-15 cycles
100-120 cycles
130-150 cycles
150-200 cycles
400-500 cycles
1000 and more cycles
Tegangan yang di hasilkan solar sel akan digunakan oleh charge controller untuk mengisi baterai. Energi yang disimpan pada baterai atau aki inilah yang digunakan pada malam hari.

2.3  Solar Tracker
Solar tracker berfungsi untuk memposisikan solar cell ke arah matahari sehingga radiasi sinar matahari jatuh tegak lurus pada solar sel. Solar tracker bekerja berdasarkan pada besarnya intensitas cahaya yang dideteksi oleh 2 (dua) sensor LDR. Data dari sensor LDR digunakan untuk mengikuti posisi matahari.
  
Gambar 7. Solar Tracker

LDR (Light Dependent Resistor)
LDR (Light Dependent Resistor) adalah resistor peka cahaya berbahan semikonduktor (bahan bukan konduktor dan buka isolator) besar resistansinya bergantung terhadap intensitas cahaya yang menyelimuti permukaannya.
Gambar 8. Light Dependant Resistor

2.4  Motor Servo
Motor servo adalah sebuah motor DC dengan sistem umpan balik tertutup di mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor
Gambar 9. Motor servo
2.5  Sensor Arus ACS712-20A
ACS712 merupakan suatu IC terpaket yang mana berguna untuk sensor arus menggantikan trafo arus. Pada prinsipnya ACS712 sama dengan sensor efek, hal lainnya yaitu dengan memanfaatkan medan magnetik di sekitar arus, kemudian dikonversi menjadi tegangan yang linier dengan perubahan arus. Nilai variabel dari sensor ini merupakan input untuk mikrokontroller, hanya keluaran dari ACS712 masih berupa sinyal tegangan AC, agar dapat diolah oleh mikrokontroller maka sinyal tegangan AC ini di ubah menjadi tegangan DC (Direct Curent)

Gambar 10. Sensor Arus ACS712-20A


2.6  SD Card
SD Card adalah kartu memori yang digunakan dalam perangkat portable. Media ini digunakan sebagai perekam / penyimpan data.



Gambar 11. SD Card

2.7  Bateray Control Regulator
Bateray Control Regulator berfungsi untuk mengatur pengaturan pengisian baterai. Perlu diperhatikan dalam menggunakan Bateray Control Regulator ini adalah besarnya tegangan dan daya yang dikeluarkan modul surya dan yang dapat diterima baterai. Satuan untuk tegangan adalah Volt, sedangkan kuat arus dalam ampere, misalnya 12volt/10A
Gambar 12. Bateray Control Regulator

3.     METODE
Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan studi pendahuluan berupa studi literatur yang akan dilakukan untuk penelitian.
2. Melakukan pengamatan (orientasi) lapangan dan mengamati sistem kerja sel surya.
3. Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan menjadi obyek penelitian.
4. Melakukan pengolahan data.
5. Dari data yang telah di dapat kita analisa dan menarik kesimpulan.

Dalam penelitian ini, ada beberapa batasan masalah, antara lain :
1.   Penelitian hanya membandingkan hasil kerja Solar Tracker dengan panel sel surya diam dengan melihat hasil pengukuran nilai arus listrik.
2.   Pengambilan data dilakukan di Lab. Fakultas Teknik Universitas Panca Marga.
3.   Pengambilan data dilakukan selama 11 hari dan data diambil setiap harinya mulai jam 08.00 sampai dengan jam 14.00



4.     HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 13. Grafik hasil pengambilan data Arus listrik, Kamis, 19 Juni 2014.

Dari grafik hasil pengujian dan pengambilan data arus listrik (A) pada tanggal 19-Juni-2014 antara sel surya yang menggunakan Solar Tracker dan solar diam dapat di lihat pada grafik diatas, pengambilan data dimulai jam 08.00 dan berakhir jam 14.00, jam 08.00 sampai dengan jam 10.00 cuaca berawan, jam 10.20 sampai dengan 12.20 cuaca cerah, jam 12.30 sampai dengan 13.20 cerah berawan, dan jam 13.30 sampai dengan 14.00 cuaca berawan. Pada grafik bisa kita lihat arus listrik yang dihasilkan sel surya yang menggunakan Solar Tracker lebih besar dibandingkan sel surya dengan solar diam meskipun pada jam 12.30 sampai dengan 12.40 nilai arus yang dihasilkan berbanding terbalik yaitu hasil arus listrik solar diam lebih besar dibandingkan solar tracker, penyerapan arus listrik pada solar diam berkisar antara 0,06 A sampai dengan 0,17 A sedangkan Solar Tracker berkisar antara 0,07 A sampai dengan 0,34 A. Hasil rata rata arus listrik yang dihasilkan antar Solar Tracker dan solar diam pada tanggal 19 Juni 2014 adalah Solar Tracker 0,32 A dan solar diam 0,22 A. Persentase nilai arus yang dihasilkan adalah

ST-SD    X  100 % = 0,32A – 0,22A  X 100%  = 45 %
  SD                                   0,22A
dimana: ST = Solar Tracker
  SD = Solar Diam
Gambar 14. Grafik hasil pengambilan data Arus listrik, Jum’at, 20 Juni 2014

Dari hasil pengujian dan pengambilan data arus listrik (A) pada tanggal 20-Juni-2014 antara sel surya yang menggunakan Solar Tracker dan solar diam dapat kita lihat pada grafik, pengambilan data dimulai jam 08.00 dan berakhir jam 14.00, jam 08.00 sampai 08.30 cuaca mendung, jam 08.40 sampai dengan12.30 cuaca berawan, jam 12.30 sampai dengan 12.50 cuaca mendung, jam 13.00 sampai dengan 14.00 cuaca berawan. Pada grafik bisa kita lihat arus listrik yang dihasilkan sel surya yang menggunakan Solar Tracker lebih besar dibandingkan sel surya dengan solar diam, penyerapan arus listrik pada solar diam berkisar antara 0,07 A sampai dengan 0,17 A sedangkan Solar tracker berkisar antara 0,04 A sampai dengan 0,29 A. Hasil rata rata arus listrik yang dihasilkan antar Solar Tracker dan solar diam pada tanggal 20 Juni 2014 adalah Solar tracker 0,19 A dan solar diam 0,12 A. Penyerapan energi matahari tidak maksimal dikarenakan faktor cuaca dan kinerja alat yang kurang maksimal. Persentase nilai arus yang dihasilkan adalah
dimana: ST = Solar Tracker
SD = Solar Diam
Gambar 15. Grafik hasil pengambilan data Arus listrik Diam; Sabtu, 21 Juni 2014.

Dari hasil pengujian dan pengambilan data arus listrik (A) pada tanggal 21-Juni-2014 antara sel surya yang menggunakan Solar Tracker dan solar diam dapat kita lihat pada grafik, pengambilan data dimulai jam 08.00 dan berakhir jam 14.00, jam 08.00 sampai 14.00 cuaca mendung. Pada grafik bisa kita lihat arus listrik yang dihasilkan sel surya yang menggunakan Solar Tracker lebih besar dibandingkan sul surya dengan solar diam, penyerapan arus listrik pada solar diam berkisar antara 0,05 A sampai dengan 0,17 A sedangkan Solar Tracker berkisar antara 0,04 A sampai dengan 0,21 A. Start awal pengambilan data arus listrik Solar diam lebih besar dari pada Solar Tracker kemungkinan besar dipengaruhi oleh suhu solar sel yang tidak sama karena malam hari sebelumnya terjadi hujan dan bahan pembuat solar sel. Hasil rata rata arus listrik yang dihasilkan antar Solar Tracker dan solar diam pada tanggal 21 Juni 2014 adalah Solar Tracker 0,14 A dan solar diam 0,13 A. Penyerapan energi matahari tidak maksimal dikarenakan faktor cuaca. Persentase nilai arus yang dihasilkan adalah
dengan:ST = Solar Tracker
SD = Solar
           
Tabel 2. Rekapitulasi Prosentase nilai arus yang dihasilkan selama pengambilan data.

No..
Tanggal
Prosentase
1
18 Juni 2014
63 %
2
19 Juni 2014
45 %
3
20 Juni 2014
58 %
4
21 Juni 2014
7,7 %
5
22 Juni 2014
16 %
6
23 Juni 2014
9 %
7
24 Juni 2014
66 %
8
25 Juni 2014
70 %
9
26 Juni 2014
53 %
10
27 Juni 2014
58 %
11
28 Juni 2014
43 %

5.     KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa diambil dari pembahasan ini adalah:
1.                  Berdasarkan data yang didapatkan antara sel surya yang menggunakan Solar Tracker dan Sel surya diam, saat pagi, siang, dan sore. Nilai arus listrik yang dihasilkan sel surya yang menggunakan Solar Tracker lebih besar dibandingkan dengan sel surya diam, meskipun dalam pengambilan data arus listri, pada jam jam tertentu nilai arus solar diam lebih besar dari Solar Tracker.
2.                  Perubahan cuaca sangat mempengaruhi arus listrik yang dihasilkan dari sel surya baik itu yang menggunakan Solar Tracker dan Solar diam. Dimana cuaca cerah akan menghasilkan arus listrik yang lebih besar dibandingkan saat cuaca berawan dan mendung.
3.                  Solar Tracker yang mengikuti pergerakan matahari mampu menghasilkan arus listrik yang lebih besar dengan sel surya diam, meskipun dalam penelitian dan pengambilan data ada hasil arus listrik yang tidak sesuai yaitu hasil nilai arus sel surya diam lebih besar dari Solar Tracker. Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi kinerja solar sel pada penelitian ini adalah bahan pembuat solar sel, resistansi beban, intensitas cahaya matahari, suhu/temperature solar sel, dan bayangan/shading.
4.                  Dengan melihat data persentase nilai arus listrik yang dihasilkan dalam pengambilan data selama 11 hari, bahwa penggunaan Solar Tracker dalam pembangkitan energi listrik kurang efisien karena persentase nilai arus yang dihasilkan kecil, energi listrik yang dihasilkan Solar Tracker lebih banyak dipakai untuk sistem kontrol Solar Tracker itu sendiri.
5.                  Hasil pengujian karakteristik solar sel berupa nilai arus listrik yang dihasilkan akan memudahkan pemahaman tentang solar sel dan energi terbarukan pada proses pembelajaran.
    6.  DAFTAR PUSTAKA
Artanto Dian. 2012. “60 Aplikasi PLC-Mikro”. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Bagas Hari S. 2012. “Pemrograman Mikrokontroler Dengan Bahasa C”. Andi Offset,Yogyakarta.
Budiharto W. dan Firmansyah S. 2005. “Elektronika Digital dan Mikroprosesor”. Andi Offset, Yogyakarta.

    7.   BEOGRAFI PENULIS :
Novi Mudhofiroh ialah Tenaga Pengajar Fisika Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo.
M Fathuddin Noor ialah Dosen Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Panca Marga.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar